Monday, December 29, 2008

Selamat............



Bagi kaum muslimin/ muslimat : Selamat tahun baru islam 1 Muharram 1430 Hijriyah
Bagi penganut agama kristiani : Selamat natal
Bagi seluruhnya : Selamat tahun baru 2009 M

Tuesday, December 09, 2008

9 atau 10 ???

Kalau itu adalah hasil ujian, pasti saya memilih 10. Tapi yang itu, maksudnya bukan hasil ujian, melainkan ICD IX atau ICD X ? Hal inilah yang membingungkan para pengelola SIK dan Kepala Seksi Puskesmas Dinkes Kab/Kota di Sulsel pada pertemuan koordinasi pengembangan Sistem Informasi Puskesmas yang diselenggarakan di Kota Pare-Pare tanggal 2-3 Desember 2008.

Bagaimana tidak bingung........, ketika Kepala Bagian Tata Usaha Dinkes Prov. Sulsel presentasi, Beliau menjelaskan bahwa berdasarkan Kepmenkes No. 50/Menkes/SK/I/1998 tentang pemberlakuan ICD X pada rumah sakit dan puskesmas. "Jadi mulai sekarang, kita sepakat menggunakan ICD X di puskesmas", kata Kabag TU.

Tetapi........................

Setelah Kabag TU keluar ruangan, Kepala Seksi Puskesmas Dinkes Prov. Sulsel masuk dan merangkum hasil pertemuan, salah satu diantaranya adalah : "sekarang kita tetap menggunakan ICD IX, nanti Kab/Kota yang mengkoversi ke ICD X, Pusdatin yang menjanjikan software untuk itu".

Namun sebelum rangkuman tersebut, sempat saya bertanya kepada peserta (sekedar ingin tahu).

Saya : "siapakah diantara bapak dan ibu yang pernah melihat dokumen ICD IX ?" Kasi Puskesmas menjawab : "Ada saya bawa". Saya : "Yang tebalnya lebih dari 300 halaman?" Kasi puskesmas : Oh bukan, ini.............

Ternyata yang dibawa Kasi Puskesmas itu adalah format LB1 bagian dari SP2TP, itulah yang dianggap ICD IX.

Pertanyaan saya sekarang kepada siapa saja yang membaca tulisan ini : Apakah anda ada yang memiliki dokumen ICD IX ?????? Minta dong !!!!! Sekedar koleksi...... karena saya sudah punya dokumen ICD X.

Di tempat yang terpisah, yaitu pada seminar pengembangan SIKDA Dinkes DI Yogya tanggal 9 Desember 2008, saya bertanya kepada Kepala Pusdatin Depkes RI, "ICD IX atau ICD X yang digunakan di puskesmas ? Beliau menjawab " ICD X masih sulit digunakan di puskesmas karena terlalu rinci dan harus melalui pemeriksaan laboartorium. Lagian kalau menggunakan ICD X, berapa puluh ribu puskesmas yang akan dilatih untuk penggunaan ICD X tersebut. Jadi sekarang pakai saja format LB1dari SP2TP itu, tugas kab/kota yang mengkonversi ke ICD X (kata Kapusdatin).

Setujukah anda ?????????? Koq format tidak lengkap mau dikonversi ke dokumen yang sangat lengkap, tetap aja muncul penyakit lain2 yang terbanyak.

Ternyata yang bingung, bukan hanya orang daerah, tetapi orang pusat juga bingung. Buktinya, yang menyusun/mengeluarkan Kepmenkes tentang penggunaan ICD X adalah pusat, tetapi yang meragukan juga orang pusat.

Jogger : Kepala memang terkadang pusing, kalau tidak mau pusing jangan jadi kepala.

Monday, December 08, 2008

Tena battang kekke

Kata-kata itulah yang mungkin muncul hari ini, yaitu hari raya qurban. Hari raya qurban sangat identik dengan makan-makan. Setiap rumah yang didatangi, pasti menyajikan makanan. Rupa-rupa makanannya sangat beragam, yang jelasnya pasti ada daging.

Judul tulisan ini sangat berkaitan dengan persoalan makan-makan. Karena hari raya ied, berhubungan dengan silaturrahmi dengan keluarga, tetangga. Budaya orang Bugis- Makassar, sampai dengan 7 hari setelah hari raya ied, masih selalu menyajikan tetamunya dengan berbagai macam makanan. Tetapi puncaknya adalah hari ini, perut terasa buncit (cillaki podeng) nakana mangkasaraka " tena battang kekke" yang artinya " tidak ada perut yang robek karena makanan".

Berfikir Sistem

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan (Mc Leod).

Salah satu gambar contoh pada sekelompok elemen2, seperti berikut :

Beberapa gambar onggokan sepeda yang telah dipisah2 guna memberikan contoh suatu kelompok atau bagian2 yang membutuhkan kerjasama atau hubungan untuk dapat difungsikan. Dengan sade saja, hanya dapat diduduki saja. Dengan roda satu saja, hanya dapat didorong2 saja. Dengan pegangan saja, hanya dapat dipegang2 saja. Artinya suatu bagian/ komponen/ elemen yang masih terpisah tanpa hubungan dan kerjasama, maka belum bisa berarti/ berfungsi apa2.

Coba bandingkan gambar berikut :

Gambar ini mengajak kita berfikir bahwa ternyata dari beberapa onggokan2 onderdil sepeda yang disatukan akan menimbulkan keterkaitan, hubungan dan kerjasama untuk dapat dinaiki sambil diroda bergerak dengan rodanya sehingga dapat diarahkan melalui pegangannya untuk menuju kemana saja yang dituju. Ini adalah salah satu contoh berfikir sistem.

Cara berfikir sistem, bukan menguraikan masalah kompleks menjadi lebih sederhana, tetapi melihat dari jarak yang lebih jauh sehingga keterkaitan yang kompleks di antara subsistem tetap terlihat.

Banyak orang yang sangat fasih mengatakan sistem, tapi bagaimana sih itu wujudnya ? Prof Hari K berkata, sistem ada di dunia nyata, sehingga harus ditemukan, dirancang dan dimanipulasi, hanya ada di dalam pikiran dan merupakan konstruksi mental untuk didialogkan.

Manfaat berfikir sistem menurut beliau, yaitu dapat memberi pemahaman atas keterkaitan elemen-elemen yang mempengaruhi kinerja organisasi, menjadi bahasa bersama untuk dialog tentang struktur dan proses sistem, memetakan apa yang dipahami bersama.

Wednesday, November 19, 2008

Kesulitan dibalik aplikasi SIKNAS on line

Pada bulan oktober 2008 yang lalu, telah dilaksanakan sosialisasi muatan data SIKNAS online untuk wilayah timur Indonesia yang penyelenggaraannya dilaksanakan di Makassar dengan peserta meliputi pengelola SIKNAS Sulawesi, Maluku dan Papua. Tidak terasa satu bulan telah berlalu, belum ada pengelola SIKNAS kab./kota di Sulsel yang meng up date datanya di aplikasi tersebut, kecuali pada SPM. Kenapa……….? Bagi saya, untuk mengoperasikan aplikasi SIKNAS online tidak sulit amat. Walaupn belum sempat menanyakan ke pengelola kab/kota, tapi saya yaki dengan kemampuan mereka tidak akan kesulitan mengoperasikan aplikasi tersebut. Sedangkn untuk membuka aplikasi tersebut pada jaringan intranet cukup lumayan, walaupun pengelola SIKNAS kab./kota selalu mengeluhkan tentang lambatnya untuk mengakses internet. Tapi perlu diketahui bahwa tujua utama dibangunnya jaringan itu adalah untuk mempercepat komunikasi data, yaitu sebagai jembatan up date aplikasi SIKNAS online. Terus…….. kesulitannya di mana ???? Kesulitannya terletak pada angka-angka yang akan dientri pada aplikasi tersebut, sulit mendapatkannya. Hal ini yang menjadi masalah bagi pengelola SIKNAS di kab./kota. Sampai dengan saat ini masih kebanyakan merekap (melidi) data dari fasilitas kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, kemudian dimasukkan ke aplikasi. Lalu …… apa yang sebaiknya dilakukan di daerah untuk mendukung aplikasi tersebut ? Dinkes kab./kota sebaiknya bekerjasama dengan PEMDA untuk megembangkan sistem ke kecamatan atau unit kesehatan lainnya. Tetapi harus memegang prinsip recording, bukan reporting. Artinya menginput data individu secara record. Dengan sistem ini dapat mensupport kebutuhan siapa saja, dengan bentuk format bagaimanapun , datanya tersedia.

Saturday, November 01, 2008

Berinternet gratisan sampai bosan....



Mulai hari ini Kamis 4 September 2008, saya bisa menggunakan internet sepuasnya biar dari pagi sampai pagi di rumah sendiri dengan gratis lagi. Wah suatu nikmat pemberian tuhan yg patut disyukuri.

Saya hanya memasang antena merk “Air Live” setinggi atap rumah, dapat menangkap signal hotspot yang sejauh 2 km dari rumah. Ya…… tinggal mengarahkan saja…. mau menangkap yang mana……? Tetapi selama ini saya terkoneksi dengan Poltekkes Makassar, kebetulan jaraknya berkisar 200 m dari rumah, otomatis signalnya kuennnnnnncang sekali.

Apa yang saya lakukan ini tidak merugikan Poltekkes karena tidak menambah pembayaran bulanannya. Lagian kan saya minta izin untuk nyantol dari rumah, karena itu sah2 saja kan. Tetapi jika seandainya saya tidak diizinkan, saya dapat memilih hotspot yang dapat ditangkap antena saya, tak ada masalah kan.

Kalau seandainya saya akan menjadikannya tetangga-net, sangatlah memungkinkan karena hanya menarik kabel dari rumah saya ke rumah para tetangga ataukah hanya membeli acces point kemudian dihubungkan ke antena saya, maka jadilah tetangga-net yang gratis.

Pengunjung yang budiman, silahkan mencoba………..

Sunday, October 12, 2008

Ketika membuka anuku ......

Membuka, bukan sembarang membuka, tetapi hanya membuka internet. Buka internet kemudian membuka blog ini...................

Pada malam senin 5 oktober 2008, saya mengklik blogger, oh ternyata baru saya ingat kalau blog saya ini jarang saya update. Mungkin karena kesibukan dengan pekerjaan rutin kantor, ataukah karena mengelola blog selain blog ini ?

Oh iya, saya mengumumkan bahwa selain blog ini, saya mengelola blog lain, antara lain :

http://sudarianto.wordpress.com

http://datinkessulsel.wordpress.com

http://keslingmks.wordpress.com

http://balaiolahragamks.wordpress.com

Padahal tiap malam saya ngenet di rumah. Kebetulan ngenet di rumah itu gratis, hanya dengan memasang antene air live, dapat menangkap hotspot di sekitar rumah. Yah gitulah.... tinggal arahkan aja mau link ke mana.

Mudah2an malam berikutnya ada ide lagi.

Saturday, October 11, 2008

Buruknya angka dari data rekap

Sampai saat ini metode pengumpulan data kesehatan di Indonesia masih rata-rata diperoleh melalui rekap data yang dilakukan mulai dari puskesmas, rumah sakit, dinkes kab/kota- provinsi sampai ke pusat. Walaupun sudah ada kab/kota yang melakukan rekam data individu secara komputerisasi, namun persentasinya masih sangat kecil.

Data rekap adalah angka-angka kejadian yang dijumlahkan secara agregat, misalnya kejadian diare di desa A sebanyak 2 + 2 = 4, dikecamatan dijumlah lagi 2 + 2+ 4 dst. Begitu seterusnya ke kabupaten/ kota, provinsi bahkan sampai ke pusat. Hal inilah yang saya maksud buruk karena fakta yang kami alami, angka yg direkap oleh pengelola program dan pengelola data profil kesehatan selalu berbeda, padahal sumbernya sama. Begitulah faktanya laporan sampai ke pusat. Kelemahan dengan sistem ini karena ketika terjadi perbedaan semacam ini sangat susah dan bahkan tidak bisa mebuktikan di mana letak kesalahannya. Sehingga ketika didudukkan sama-sama dalam pemutakhiran data, maka mereka dengan gampangnya membuat kesepakatan, data saya atau data anda yang digunakan tanpa kekuatan pembuktian data yang mana benar. Selain masalah kualitas, data semacam ini selalu terlambat, dan ada peluang untuk membuat pengelola untuk mengarang angka ketika didesak untuk memasukkan laporan.

Sedangkan perekaman data individu yang saya maksud adalah kejadian yang direkam perindividu per kejadian. Misalnya No. 01, Si A, alamat, tgl lahir, alamatnya, kode sakit dst (tidak merekam angka) tetapi akan menghasilkan angka sesuai keinginan. Keuntungan perekaman semacam ini adalah dapat ditelusuri sia pa, di mana, umur berapa, kenapa dia dst. Dan dapat terupdate sesuai dengan berjalannya waktu. Jadi perekaman semcam ini tidak perlu dilakukan berulang2.

Fakta yang saya alami, ketika menganalisis data, salah satu contoh adalah penyakit tidak menular saya peroleh dari Subdin P2PL di kantor kami, untuk menghitung CFR adalah mati/ penderita x 100. Tetapi banyak diantaranya lebih besar angka mati dari pada penderita, aneh kan. Ini susah kami buktikan, di mana kesalahnnya, apakah pengetikannya yg salah, atau mengarangnya yg salah. Ketika saya mencrosschek ke sumberyna, pengelola hanya tersenyum dan berjanji akan mengcrosschek ke kabupaten kota. Tetapi sampai sekarang belum ada pembetulannya. Kejadian ini hanya sebagian kecil. Beginilah kenyataan sehari-hari. Jangankan data semacam ini, data sarana yang tidak bergerak saja selalu berbeda2 berdasarkan sumbernya. Misalnya jumlah puskesmas. Lain pada pengelola program, lain pad pengelola profil, lain pada Binkesms, lain pada BPS dll.

Memang perlu menjadi perhatian supaya permasalahan semacam ini tidak berlarut2. Sekarang Pusdatin Dekes RI telah membangun suatu jaringan online dari kabupaten/kota sampai pusat. Namun aplikasinya masih menganut sistem rekap data, maksud saya data rekap yang dimasukkan ke aplikasi. Jadi yang perlu dilakukan adalah perekaman individu harus dibangun di tingkat kecamatan, kabupaten, supaya aplikasi siknas online dapat terisi dengan data yang benar dan uptudate.

Demikian, semoga bermanfaat……………..

Tuesday, June 24, 2008

Membangun komunikasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat melalui Konsultasi Eksekutif.

Pada tanggal 30 Juni - 3 Juli 2008 akan diaksanakan pertemuan nasional pengelolaan konsultasi eksekutif di Topas Galeria Hotel Bandung. Pertemuan ini dilaksanakan oleh Pusat Data dan Informasi Depkes RI.

Materi pertemuannya :

Pembangunan komitmen para eksekutif di daerah dengan unit-unit pusat guna melaksanakan konsultasi eksekutif.

Menurut pendapat saya :

Pertemuan ini memang sangat penting guna kesinambungan SIKNAS online. Komitmen pimpinan sangat perlu dalam rangka mendukung kinerja staf terutama para operator yang ada di daerah.

Selama ini memang yang selalu dipanggil untuk pertemuan tentang SIKNAS online, hanya para operator. Tapi kenyataannya, pada awalnya semangat para operator sangat berapi-api, hari demi hari menurun dengan sendirinya karena tidak mendapat dukungan apalagi perhatian/ penghargaan dari pimpinan. Sedangkan peserta pertemuan kali ini adalah pejabat setingkat eselon III yang mebidangi data dan informasi. Saya yakin komitmen belum dapat terbangun dengan baik dikarenakan masih adanya dinding/ kotak yang membatasi antara bidang/ unit/ sub dinas yang ada di daerah.

Pembangunan komitmen itu sebaiknya memang dimulai dari pucuk pimpinan ke bawah. Jadi sebaiknya seluruh Kepala Dinas Provinsi dan Kab/ Kota di Indonesia ikut pertemuan semacam ini yang dipimpin oleh Menkes atau Sekjen Depkes RI. Mereka diperlihatkan demonstrasi cara melihat dan pemanfaatan data dan informasi dari SIKNAS online. Sehingga top manajemen itu pulang ke daerah masing-masing, pasti mendukung sepenuhnya pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data yang akan dimuat pada SIKNAS online. Sehingga dapat berbicara banyak di depan legislatif tentang pentingnya data dan informasi. Semoga komitmen para pimpinan bidang kesehatan di daerah terbangun seperti layaknya jaringan SIKNAS online sampai ke daerah.

Berbagai pihak memang harus dilibatkan supaya akan muncul rasa memiliki, rasa membutuhkan, ada manfaatnya, dari pusat sampai kedaerah, sehingga tidak terkesan bahwa hanya milik pusat, melainkan menjadi milik kita semua.

Monday, May 19, 2008

SIKNAS ONLINE BELUM DAPAT MENGHASILKAN INFORMASI YG AKURAT DAN TEPAT WAKTU

SIKNAS online dibangun dengan membangun jaringan online dari pusat sampai kabupaten/ kota disertai dengan beberapa software, yaitu software tentang konsultasi eksekutif, data informasi KLB penyakit, data bulanan penyakit/ imunisasi, data bulanan gizi dan KIA, alokasi data keuangan, data tahunan SDM kesehatan, dan data sarana puskesmas. SIKNAS online ini bertujuan untuk (1)engoptimalkan aliran data dari unit pelayanan kesehatan di tingkat bawah ke Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi serta ke pusat (Depkes), (2)menyederhanakan dan mengintegrasikan sistem-sistem informasi atau sistem-sistem pelaporan yang ada.

Rencana Pusdatin Depkes RI yang diutarakan oleh Bob Susilo, SKM, MPH saat sosialisasi SIKNAS oline di Sulsel bahwa pada tahun 2009 nanti akan direncanakan untuk membangun jarinan online sampai ke tingkat puskesmas, namun belum tentu terealisasi karena seteah dihitung-hitung, biayanya sangat besar.

SIKNAS online sudah berjalan pada tahun ke dua, namun sampai saat ini belum dapat menghasilkan informasi yang akurat dan tepat waktu. Walaupun sudah lengkap dengan jaringan online dan softwarenya.

Beberapa pengelola data kabupaten/ kota di Sulsel saya tanya, kenapa tidak mengisi software SIKNAS online ? Permasalahannya adalah informasi yang akan dimuat pada SIKNAS online tersebut masih sulit dikumpulkan/ didapatkan, masih sama permasalahan sebelum SIKNAS online dibangun. Hal ini terjadi karena masih menggunakan software yang sifatnya data rekap yang diinput ke software tersebut, sehingga data yang akan dimuat pada software masih sulit mendapatkannya, dan bahkan bisa terjadi jika pengelola data yang paling bawa didesak untuk memasukkan data rekapnya untuk dimasukkan ke software tersebut bisa saja memungut data di lututnya. Tetapi mudah-mudahan tidak asal isi.

Saran saya, Pusdatin sebaiknya membuat software yang menggunakan data individu untuk sarana kesehatan yang paling bawa, karena menurut saya, informasi yang akurat dan tepat waktu dapat diperoleh dari data individu yang dikelola secara elektronik.

Friday, May 16, 2008

SOSIALISASI SIKNAS ONLINE DI SULSEL


Tanggal 6 Mei 2008, Pusdatin melaksanakan sosialisasi SIKNAS online di kantor Dinas Kesehatan Prov. Sulsel yang diikuti oleh seluuh pengelola SIK dan SE DHS II kabupaten/ kota, bertepatan dengan hari pertama saya masuk kantor setelah menjalani pendidikan S2 di UGM. Pertemuan ini dibuka oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Dinkes Prov. Sulsel dr. H. Muh Saad Bustan, M.Kes. Beliau mengtakan bahwa SIK ke depan harus betul-betul menggunakan data individu sehingga dapat memperoleh informasi akurat dan tepat waktu.

Sementara itu pembicara dari Pusdatin adalah Bob Susilo, SKM, MPH mengutarakan bahwa kebijakan Sistem Informasi Kesehatan Nasional adalah :
  • SIK diarahkan untuk penyediaan data dan informasi yang akurat lengkap dan tepat waktu
  • SIKNAS dikembangkan dengan mengintegrasikan berbagai sistem informasi kesehatan.
  • Pengembangan SIK dilakukan secara bertahap dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi Informasi
  • Pengembangan SIK dilakukan dengan mengembangkan sumber daya manusia dan dan infrastruktur teknologi informasi :
Tujuan SIKNAS Online :

Mengoptimalkan aliran data dari unit pelayanan kesehatan di tingkat bawah ke Dinkes Kabupaten/Kota dan Dinkes Provinsi serta ke pusat (Depkes)

Menyederhanana dan integrasikan sistem-sistem informasi atau sistem-sistem pelaporan yang ada.


Perkembangan cakupan muatan komunikasi data online terintegrasi :

TAHUN 2007:

(1)Data penyakit yang berpotensi wabah/KLB, (2)Data masalah gizi & KIA yang berpotensi KLB, (3)Data sumber daya manusia kesehatan, (4)Data kinerja keuangan berdasarkan SAI, (5)Data dasar Puskesmas, (6)Data perkembangan pelaksanaan SPM.

TAHUN 2008 DST:

(1)Data penyakit yang berpotensi wabah/KLB (lanjutan), (2)Data masalah gizi & KIA yang berpotensi KLB (lanjutan), (3)Data sumber daya manusia kesehatan (lanjutan), (4) Data kinerja keuangan berdasarkan SAI (lanjutan), (5)Data dasar Puskesmas (lanjutan), (6)Data perkembangan pelaksanaan SPM (lanjutan), (7)Data pelayanan puskesmas dari SP2TP/SIMPUS, termasuk data perkembangan desa siaga, (8)Data pelayanan rumah sakit /SIRS, (9)Data pelayanan UPT selain rumah sakit, (10)Data sumber daya obat dan alat kesehatan.


Friday, May 09, 2008

Kunjungan Bill Gate ke Indonesia

Bill Gate adalah pendiri dan pemilik perusahaan Microsoft. Beliau berkunjung ke istana merdeka pada tanggal 8 Mei 2008 untuk ketemu dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono. Bill Gate memperkenalkan next digital dekade dan menawarkan software gratis di Indonesia.

Masyarakat Indonesia merupakan pembajak software papan atas, sehingga meruakan target utama kunjungan Bill Gate. Hal ini saya buktikan dengan memperhatikan 35 orang teman saya, hanya 3 orang yang menggunakan microsoft berlisensi dan 32 orang (91.4 %) diantaranya menggunakan microsoft bajakan. Begitupun saya perhatikan diinsitusi, sangat jarang yang menggunakan software yang berlisensi. Mungkin ini sebaiknya menjadi urusan pemerintah untuk menyewa atau apake namanya supaya masyarakat Indonesia bebas menggunakan dengan tidak menyandang sebutan sebagai pembajak. Atau mungkin itu maksudnya Bill Gate untuk menawarkan software gratis ke Indonesia karena terlalu banyaknya pembajakan software di Indonesia.

Monday, March 10, 2008

MAKASSAR MENUJU CYBER CITY

Data dari Telkom bahwa khusus Kota Makassar Maret tahun 2008, telepon rumah sebanyak 215.858 SST, telkom fleksi 267.500 SST, telkom net instan sebanyak 12.998 SST, dan telkom speedy sebanyak 2.315 SST.

Sedangkan hot spot hingga kini sudah mencapai 58 titik (khusus Kota Makassar). Titik-titik hot spot tersebut yaitu anjungn Losari, hotel berbintang, mall, kafe dan beberapa institusi pemerintah dan kampus Universitas Hasanuddin, termasuk di depan rumah saya, yaitu Poltekkes Makassar.


Semoga titik hot spot ini dapat berkembang sehingga diharapkan semua hotel, restoran, perguruan tinggi, instansi pemerintah/ swasta, dan lokasi strategis lainnya juga dapat dijadikan area hot spot. Seiring dengan perkembangan teknologi ini, semoga minat masyarakat untuk memanfaatkanya juga meningkat.


Selain hot spot di atas, pada tanggal 6 Maret 2008 Menkominfo menyerahkan mobil berinternet MCAP ke pemerintah Kota Makassar. Mobil yang dilengkapi 4 unit komputer berinternet, fax, printer, dan satu televisi. Mobil ini nantinya akan difungsikan dengan sasaran sekolah-sekolah yang berada di pinggiran kota dua kali seminggu. Diharapkan anak sekolah dan warga sekitarnya dapat mengakses internet dengan murah, yaitu Rp. 1000/ jam.

Selamat berinternet murah.....................

Friday, March 07, 2008

Saya pulang kampung ya kawan

Pada tanggal 11 Pebruari 2008 jam 13.00 WIB, saya sedang menghadapi ujian pendadaran sebagai persyaratan mencapai S2 selama satu jam dengan mempertahankan tesis dengan judul "Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Transaksi Puskesms di Kabupaten Bantaeng".

Keesokan harinya, saya melobang kartu mahasiswa pada BNI Cabang UGM Yogyakarta sebagai salah satu persyaratan untuk pendaftaran wisuda. Dengan terlobangnya kartu mahasiswa, berarti bukan lagi mahasiswa UGM, tetapi melainkan alumni UGM. Selain itu, menyelesaikan berkas lainnya sambil memesan tiket pulang kampung.

Pada tanggal 15 Pebruari 2008 (malam), beberapa kawan dari Simkes 06 kumpul-kumpul seperti layaknya perpisahan kecil2an. Keesokan harinya, saya pulang kampung dengan pesawat merpati menuju Makassar, itu artinya berpisah dengan kawan-kawan seperguruan di Simkes UGM.

"Selamat tinggal kawan", saya duluan pulang kampung karena memang duluan datangnya ke Yogyakarta. Semoga perpisahan ini tidak membuat komunikasi kita terputus, melainkan saya akan senantiasa berkomunikasi dengan kawan2 lewat blog ini ataupun lewat blog Simkes06. " Selamat tinggal kawan".

Friday, January 11, 2008

DENGAN SEMINAR HASIL PENELITIAN, SAKIT KEPALA "SEMBUH"

Pada tanggal 8 Januari 2008 jam 15.00 WIB di Ruang 302 Gd IKM UGM Lt.3, saya mempresentasikan hasil penelitian dengan judul"Evaluasi Penerapan Sistem Informasi Transaksi Puskesmas di Kabupaten Bantaeng" di hadapan dewan penguji antara lain (1)Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, PhD (KDP) (2)Harianto, SKM, M.Kes (3)Anis Fuad, DEA (4)Prof.dr.Hari Kusnanto, DrPH (5)dr.Kristiani, SU.

Ini adalah foto saya ketika menunggu para penguji, terlihat miring ke kanan karena kepala dan leher bagian kanan terasa sakit sekali. Tetapi anehnya karena setelah selesai presentasi, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan dan masukan dari dewan penguji. Ketika itu juga sakit kepala saya menjadi sembuh. Kenapa yah..................................... ? Pasti pembaca sudah tahu penyebab sakitnya begitupan penyebab sembuhnya. Setelah semua ini selesai, rasanya seperti apa ya ? Saya tidak dapat membahasakan perasaan saya (tenang dan senang). Badan terasa ringan, kepala terasa plong, seperti beban 100 kg yang saya bawa dari tempat kost, pulang serasa membawa beban 5 kg saja (ringan). Begitulah gambaran perasaanku.

Gambar ini adalah beberapa teman dari SIMKES 2006 yang mengikuti seminar saya. Terima kasih ya.






Sedangkan gambar ini adalah mahasiswa SIMKES 2007. Mereka banyak sekali. Mungkin karena melihat mereka terlalu banyak sehingga kepalak sakit alias stress. Mungkin takut ditanya macam2.


Beberapa masukan dari dewan penguji yang menjadi catatan untuk perbaiakan tesis saya yaitu dianjurkan untuk menggunakan indikator akurasi, ketepatan waktu, relevansi untuk menilai sistem, pembahasan tentang kelemahan-kelemahan Sitrapus, dan kesimpulan masih perlu lebih rinci.
Kemudian dewan penguji memutuskan untuk ujian pendadaran pada tanggal 8 Pebruari 2008 jam 15.00 - 16.00.

Saya mohon doa dari pembaca, semoga saya sukses. Insya Allah.